Author: Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
Tentang: Buku ini njelasin tentang teori psikologi Adlerian yang dikembangin Alfred Adler. Intinya adalahgimana cara ngadepin penolakan dari orang lain. Dan buku ini ngajarin gimana kita bisa nemuin kebahagiaan sejati; lewat penerimaan diri dan hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitar kita.
Komentar: Seblum belajar stoic, saya baca buku ini duluan. Dari sini, saya belajar gimana buat ga terlalu pusingin apa kata orang lain tentang saya. Intinya, saya jadi lebih fokus kerjain apa yang emang saya percaya sebagai peran saya di dunia.
Buku ini dalam 3 kalimat:
- Setiap orang punya perannya masing-masing. Fokus sama peran kita sendiri, dan biarin yang lain jalanin perna mereka masing-masing. Setiap orang punya dunia-nya sendiri. Kita bukan pusat dari dunia. Kalo orang lain bersikap diluar keinginan kita, biarain aja.
- Kadang kita cuma cari alasan buat ga ngerjain apa yang ingin kita capai. "oh gw susah ngomong di depan orang banyak. Gw kan Introvert" Omong kosong.
- Kita bisa bahagia sekarang: Ketika kita merasa bermanfaat bagi masyarakat, dan ketika kita merasa berkontribusi bagi orang lain.
Ringkasan Buku:
1. Trauma dan masa lalu ga nentuin masa depan.
- Kita punya kemampuan buat berubah kapan aja. Ga peduli masa lalu kita gimana
- Kita sering pake trauma dan masa lalu buat jadi alesan.
- "Gw susah cari pasangan karena gw broken home"
- "Gw susah sukses karena gw dari keluarga miskin"
- Yang penting adalah gimana kita ambil pelajaran dari pengalaman tersebut.
2. Semua masalah adalah soal hubungan manusia
- Kebanyakan masalah yang kita adepin sumbernya dari hubungan interpersonal (antar manusia)
- Stress = kebanyakan bandingin sama orang lain, tekanan dari bos, keluarga.
- Percintaan = Jelas ada hubungannya sama orang lain.
- Kesepian = Jelas karena kita jauh dari orang lain.
- Ekonomi = agak kompleks, tapi kurleb karena hubungan antar manusia juga. (ga punya koneksi, ga ada yang mau kasih kita kerjaan layak, standar hidup yang naik karena iri sama orang lain, dll)
- Hal yang sama, sumber dari kebahagiaan adalah dari hubungan interpersonal juga.
- Berkontribusi ke masyarakat luas.
- Merasa dibutuhin orang lain.
- Dicintai orang lain.
- Dalam hubungan interpersonal, penting buat kita ga melihat mereka sebagai lebih jago atau lebih rendah daripada kita
- Atasan memang lebih tinggi posisinya di kantor. Tapi atasan kita ga punya kontrol atas emosi, pikiran, dan kebahagiaan kita. Ada banyak hal yang kita jauh lebih tau dari atasan kita, jadi ga perlu minder
- Sama halnya, kita belum tentu lebih jago daripada orang lain. Dan kita juga ga berhak ngontrol orang lain seenak jidat kita.
3. Kebebasan dan keberanian
- Perlu keberanian buat jadi bahagia. Berani buat jadi diri sendiri, sesuai prinsip diri sendiri. Berani buat ga peduliin orang lain.
- Berani terima kekurangan diri sendiri. Dari situ kita tau apa yang kelebihan yang kita punya dibanding orang lain.
- Fokus jadi lebih baik dari diri kita di masa lalu. Bukan lebih baik dari orang lain
- Berani buat "ga disukai" sama orang lain. Artinya, kita bebas dari judgment dan validasi orang lain.
- Fokus sama proses yang lagi kita jalanin, bukan hasil akhir.
4. Orang-orang punya dunia-nya masing-masing.
- Penting untuk ngerti mana yang jadi tanggung jawab kita dan mana yang bukan
- Kita ga tanggung jawab atas perasaan orang lain. Sama halnya orang lain ga bertanggung jawab sama apa yang kita rasain
- Kalo kita marah, itu salah kita sendiri. Kenapa kita bisa sampe marah? berarti kita masih kurang pandai ngatur emosi.
- Bukan berati diem aja ya kalo dibully. Justru ngadepin bully dengan perasaan marah bakal memperburuk keadaan.
- Fokus pada apa yang bisa kita kontrol, bukan yang di luar kendali kita (mirip stoic)
Comments
Post a Comment