Author: Tim Ferris
Tentang: Buku ini ngasih perspektif baru tentang apa itu kerja dan kesuksesan, dan kekayaan yang sesungguhnya. Isinya banyak ngasih tau cara gimana kita bisa ikut masuk ke kelompok "New Rich" (NR), yaitu orang-orang yang lebih ngutamain waktu dan kebebasan ketimbang sekedar jumlah uang yang mereka terima. Beberapa diantaranya, cara otomatisasi kerjaan, fokus ke hal yang penting, dst
Komentar: Buku ini bikin saya sadar bahwa sebagian besar waktu saya abis buat hal-hal yang ga penting. Buku ini bikin saya bisa motong kerjaan saya yang tadinya butuh 1 jam buat selesai jadi cuma 15 menit aja.
Buku ini dalam tiga kalimat:
- Konsep "New Rich". Lebih pilih mana, sebulan gaji 50 juta, tapi dari senin sampe jumat harus ngantor dari jam 9-5 sore. Atau, gaji 20 juta tapi kerja cuma sejam sehari dan bisa dimana aja? Fokus nya bujan jumlah uang yang kita dapet. Tapi jumlah uang yang kita dapet dibandingin sama waktu yang kita keluarin.
- Buat sampe kesitu, kita perlu definisiin apa mau kita, eliminasi apa yang ga perlu, apa yang bisa di automatisasi, dan apa yang bisa di delegasi.
- Ga perlu nunggu tua buat pensiun. Ada kalanya kita boleh ambil "pensiun mini" sekarang. Justru setelah pensiun mini itu tadi, otak kita jadi lebih fresh buat balik ke kerjaan lagi.
Ringkasan buku:
Gimana cara jadi "new rich?" lewat DEAL (Definisi, Eliminasi, Automatisasi, dan Liberal)
1. Definisi gaya hidup
- Gaya hidup ga perlu ikut2an orang lain. Coba refleksi ke diri sendiri. Apa yang kita mau, dan bukan orang lain mau. Apa yang kita mau tanpa harus ikut ekspektasi orang lain.
- Mungkin orang lain harus naik mobil mahal baru dia bisa bahagia. Tapi kalo kita ga perlu sampe begitu, ya lebih baik lagi
- Lebih hargai waktu daripada materi
- Utamakan pengalaman. Kalo bisa ada kesempatan traveling, maka ambil. Liat kebudayaan dan punya pengalaman baru lebih penting ketimbang sekedar ngejar status.
2. Eliminasi
- Ada namanya konsep pareto atau 80/20. Biasanya, 80% hasil kerja kita biasanya dateng dari 20% effort kita. Atau kalo dibalik, cuma 20% dari usaha kitalah yang punya dampak 80% terhadap hasil akhir.
- Contoh: Kita lagi nulis tugas kuliah paper. Dan biasanya kelar dalam waktu 10 jam. Padahal, sebenernya 80% makalah kita kelar dalam waktu cuma 2 jam. Sisa 8 jam nya adalah pekerjaan-pekerjaan yang ga penting (edit-edit ga jelas, pemilihan kalimat, dll).
- Makanya, fokus ke hal apa yang paling penting (20%) supaya hasil-nya (80%) bisa maksimal dan kita ga buang-buang effort
3. Otomatisasi:
- Manfaatin teknologi, apalagi di jaman AI kaya gini
- Bukan berarti kita harus pake AI buat garap tugas lho ya. AI ngebantu buat benerin grammar, cari alternatif pemilihan kata, atau buat formatting.
- Ide atau konten harus dateng dari diri kita sendiri
- Dalam hal bisnis, AI bisa ngebantu bikin draft buat email marketing, dll
- Punya koleksi potongan kalimat yang bisa di copy paste.
- Misal, punya koleksi kalimat-kalimat pembuka di email, seminar atau apapun. Begitu kita mau nulis skrip, kita bisa tinggal copas dan ubah-ubah dikit. Jadi ga harus nulis dari awal
- "Biarkan uang yang bekerja untuk kita." Ini pasti sering banget di umbar-umbar motivator. Intinya adalah, anggep kita dibayar 50ribu satu jam. Nah kita bisa delegasiin ke orang lain dengan bayar 25ribu satu jam. Ekstrimnya, kalo mau, kita bisa seharian cuma kipas-kipas trima duit doang. (ya paling 1-2 jam buat koreksi kerjaan orang suruhan kita)
- Apalagi kalo kita ngerjain proyek negara maju. Artinya kita dibayar sesuai biaya hidup di negara sono (yang tinggi banget), tapi bisa kita delegasiin ke orang sini sesuai biaya hidup di sini.
4. Liberal / Kebebasan:
- Mulai buang kepercayaan kalo kerja harus ada di tempat. Kalo kita emang demen sama suasana kantor, apalagi ketemu orang-orangnya, ya ga masalah. Tapi alangkah baiknya kalo kita selalu punya opsi buat kerja dimana aja
- Apalagi sejak setelah COVID-19, WFH jadi marak dimana-mana.
Comments
Post a Comment