Author: Adam Grant
Tentang: Buku ini ngejelasin pentingnya untuk kita berpikir dua kali atau bahakn lebih untuk apapun apa yang kita denger, liat, atau bahkan yang kita percayai selama ini. Buku ini ngajarin kita supaya kita jadi humble dan lebih ngehargai orang lain. Karena, apa yang kita tau belum tentu bener, dan apa yang orang lain tau belum tentu salah.
Komentar: Secara pribadi buku ini bikin saya lebih hati-hati kalo denger informasi yang baru. Tapi yang lebih penting, buku ini bikin saya mempertanyakan kembali hal-hal yang saya percayai dan pelajari selama ini.
Disclaimer: Ini bukan berarti kita harus mempertanyakan kepercayaan dalam konteks agama kita, karena spirituality itu udah masuk ranah pribadi dan seyogyanya engga perlu dipertanyakan. Buku ini lebih mengarah ke mempertanyakan kepercayan macem ilmu, budaya, norma sosial, stigma, dan stereotype yang mungkin udah ga relevan lagi di jaman sekarang
Buku ini dalam 3 kalimat:
- Ada 4 sistem pola pikir: Preacher (menggurui), Prosecutor (mencari kesalahan), Politician (mengambil hati), Scientist (mempertanyakan)
- Semua sistem pola pikir dibutuhkan manusia, tapi masih jarang yang melatih pola pikir "scientist" nya
- Kemampuan "berpikir dua kali" sangat dibutuhkan untuk terhindar dari pengetahuan, norma, dan ide yang udah ga relevan, menghilangkan sterotype dan stigma, menyaring informasi di jaman #AI seperti sekarang ini.
Ringkasan buku:
4 Pola dasar berpikir
- Preacher: menggurui, mempengaruhi orang lain dengan kepercayaan sendiri
- Fungsi: Untuk mempersuasi orang lain, mengajari orang lain
- Kelemahan apabila dominan: Sulit melepas kepercayaan yang udah dipercaya lama
- Prosecutor: mencari kesalahan orang lain
- Fungsi: Analitis, mengungkap kebrobrokan sebuah argumen.
- Kelemahan apabila dominan: bisa jadi egois dan dan susah diajak kerja sama.Untuk mempersuasi orang lain, mengajari orang lain
- Politician: Mengambil hati dan mencari perhatian
- Fungsi: Diplomatis, bersosialisasi
- Kelemahan apabila dominan: Bisa jadi ga teguh sama pendirian sendiri, karena fokus nya lebih ke menyenangkan orang lain.
- Prosecutor: Terbuka, rendah hati, dan mempertanyakan segalanya.
- Fungsi: beradaptasi dan improvisasi
- Kelemahan apabila dominan: Kekurangan: Kurang tegas dalam ngambil keputusan cepat di keadaan darurat
- Semua pola dasar berpikir ini penting. Saat mengajari murid/anak sendiri, kita jadi "Preacher." Saat debat, atau menyelesaikan masalah, kita butuh kemampuan analitis dari "Prosecutor." Saat kita ngobrol sama temen, ketemuan bahas bisnis sama calon partner, kita jadi "Politician." Saat kita refleksi diri dan ketemu sumber informasi baru, kita humble dan saring lewat pola pikir "Scientist"
- Problem yang ada di jaman sekarang, banyak orang yang engga ngelatih pola pikir "scientist" nya, alias masih ga aktif di otak mereka.
- Ini yang bikin orang masih percaya nilai-nilai lama yang udah ga relevan (contoh: PNS adalah pekerjaan terbaik, istri ga perlu sekolah tinggi-tinggi, dll)
- Ini yang bikin orang gampang percaya info yang belum tentu bener
- Ini yang bikin orang ga terbuka sama informasi atau ilmu baru
Keuntungan punya pola pikir scientist
- Open minded
- Jadi lebih berkembang
- Lebih menghargai orang lain (karena belum tentu apa yang kita tahu 100% bener)
- Jadi lebih selektif sama informasi yang udah pernah atau baru aja kita denger
Melatih pola pikir "scientist"
1. Open minded
- Blackberry kelar karena dia engga open-minded (waktu iphone pertama kali keluar, BB kekeh orang suka hp nya gara2 efek tactile di keyboard hpnya, bukan touchscreen). Alhasil, BB kelindes iphone dan ga pernah kedengeran suaranya sampe sekarang.
- Gampang bikin orang lain suruh mikir ulang. Tapi, begitu buat sendiri susah karena lebih mentingin feeling.
- Hati-hati sama "confimation bias" yaitu cuma fokus cari sumber/bukti-bukti yang ngedukung kepercayaan atau argumen kita sendiri, tanpa peduli bukti-bukti yang bicara sebaliknya.
- Hati-hati sama "desirability bias" yaitu cuma mau liat apa yang kita mau liat alias "kacamata kuda."
- Contoh: kalo calon yang kita dukung ada kesalahan, kita bilang hoax. Tapi begitu calon oposisi bikin kesalahan, kita anggep sebagai kebenaran mutlak
- Hati-hati sama "Saya engga bias!" bias. Yaitu kita terlalu percaya sama kemampuan diri kita. Kita jadi subjektif begitu nilai diri sendiri, tapi super objektif begitu nilai orang lain.
2. Jangan ngerasa sok pinter
- Dunning-Kruger effect: kita cenderung jadi berasa paling pinter begitu baru belajar sedikit tentang hal baru.
- Baru belajar tentang 1 subjek dalam sehari, tapi gaya-nya udah kaya orang yang belajar tahunan.
- Contohnya, orang cuma nonton 1-2 video dari yutub ngebantah ulama/ustadz yang udah belasan tahun belajar agama
- Itulah pentingnya pola pikir scientist. Kita perlu mempertanyakan diri kita sendiri "yang udah aku pelajarin bener ga ya? sejauh mana aku tau?"
- Sebaliknya, kalo terlalu dominan pola pikir scientist, bisa kena "impostor syndrome." Yaitu jadi overthinking dan ga punya kepercayaan diri. Jadi takut bicara di depan umum karena merasa ilmu yang dipelajari masih ketinggalan jauh banget.
3. Rela ngelepasin demi hal yang lebih baik
- Sunken-cost fallacy: Kadang, yang bikin kita jadi ga berkembang adalah kita ga rela ngelepasin hal yang udah kita kerjain/invest lama.
- Contoh, udah hampir kelar BAB 1 tugas nulis paper, dan nemu ide yang lebih bagus. Tapi karena kita ngerasa "sayang" karena udah ngerjain BAB I berhari-hari, kita jadi males revisi. Padahal, waktu deadline masih panjang.
- Udah tau pasangan toxic, tapi tetep ga mau putus karena "sayang" udah pacaran 5 tahun.
- Pola pikir scientist ngebantu kita buat bertanya "Apa yang udah aku kerjain udah bagus? apa yang bisa di improve"
4. Tetep kalem waktu adu argumen
- Waktu debat, jangan marah ke orangnya, tapi marah-lah ke argumennya
- "gw kayanya kurang setuju, boleh gw debat?" lebih sopan
- Cari satu argumen yang kalian sama-sama setuju, dan berangkat dari situ.
- Jangan malu buat akuin kalo argumen lawan ada benernya
- Biasakan puji lawan debat kita "Gw akuin lo hebat dalam pertahanin kepercayaan lu. Dunia butuh orang2 kaya lu. Cuma, gw masih kurang setuju sama kepercayaan lu."
- Fokus ke 1-2 argumen lebih baik daripada banyak argumen.
- Kalo udah tau argumen kita salah, beranilah ngakuin itu, dan pindah ke argumen kita lainnya
- Dalam debat, yang harus kita yakinkan bukanlah lawan kita, tapi orang-orang yang nonton/dengerin kita debat
- Kalo kita humble (mengakui kesalahan kita), orang-orang akan melihat kita sebagai manusia, dan lebih percaya ke kita
5. Ilangin stereotipe dan stigma negatif
- Otak cepet (system 1) (baca: Thinking, Fast and Slow) bikin kita cepet nge-judge orang. "Oh dia orang X, pasti pelit"
- Di kala tertentu, ada baiknya kita berusaha buat kenal lebih deket supaya tau sifat aslinya.
- Astronot yang udah pernah ngeliat bumi, dia sadar bahwa manusia itu sama, akhirnya jadi lebih empati, jadi ga ada stigma.
- Gimana cara biar kita bisa kaya astronot? cari hal yang sama antara kalian dan orang lain (kita sama-sama manusia, sama-sama tinggal di negara yang sama, sama-sama punya keluarga, dll)
- Kita jadi lebih sopan dan rendah hati kalo bertindak di posisi orang lain.
- Ngebayangin aja ga cukup. Kalo mau ber-empati sama orang miskin misalnya, coba tulis dan bikin rencana gimana bisa bertahan hidup seminggu dengan duit 50ribu, atau lebih kecil dari itu.
- coba cari pengalaman baru, cari perspektif lain dalam ngerjain sesuatu, dan rajin rajin nge-review atau refleksi diri tiap minggu atau bulan
- Apa yang udah gw lakuin seminggu ini?
- Apa yang bisa gw improve?
- Apa yang ga relevan lagi?
- Apa yang gw kerjain bikin happy?
- Kenapa gw masih ngelakuin hal itu kalo ga bikin happy?
- Apa ada opsi lainnya? Gimana gw biar jadi happy?
- dll.
Gimana bikin orang lain berpikir dua kali
- Jangan kasih masukan ke orang lain, tapi kasih opsi. Orang ga bakal peduli sama masukan orang lain karena ngerasa di kontrol.
- Jangan kebanyankan bicara. Lebih aktiflah ndengerin orang lain, dan bantu orang lain bikin keputusan, bukan nyuruh secara langsung
- Jangan ngejudge, atau ceramahin orang lain. Gantinya, coba tanya kenapa mereka ngelakuin/percaya hal itu, apa ada yang dia ga suka sama kepercayaan/yang mereka lakuin sekarang?
- Daripada ngelarang orang, coba minta mereka sebutin kelebihan dan kekurangan dari keputusan atau pilihan mereka, trus coba kita share apa yang akan kita lakuin seandainya kita ada di posisi mereka. Abis itu, kasih mereka pilihan, dan apapun yang mereka ambil, kita dukung.
- Pacar kita kebanyakan nongkrong sama temennya. Daripada ngelarang, kita bisa tanya
- "coba sebutin kelebihan kekurangan kalo kamu pergi nongkrong."
- "kalo aku jadi kamu, aku bakal mending di rumah, hemat duit, nonton pelm bareng, pesen makan bareng."
- "Nah pilihan ada di kamu. Kalo kamu di rumah, aku traktir makanan. Kalo kamu tetep mau pergi, aku bayarin transport kamu"
- Intinya, buktiiin kalo kita percaya dan ngehargain keputusan apapun yang akan diambil sama orang lain.
- Percaya, ngelarang efektif buat jangka pendek, tapi secara jangka panjang, pacar kita akan diem2 ngelakuin hal yang sama dibelakang kita.
Comments
Post a Comment